Waduk Kedung Ombo
Waduk Kedung Ombo | |
---|---|
Nama | Waduk Kedungombo |
Lokasi | Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah |
Kegunaan | Irigasi, PLTA |
Status | Digunakan |
Konstruksi dimulai | 1985 |
Mulai beroperasi | 1991 |
Pemilik | Jasa Tirta |
DAM dan saluran air | |
Tipe bendungan | Rockfill |
Tinggi | 96 meter |
Panjang | 1.600 meter |
Lokasi ini menerapkan Kali Serang sebagai sumber air utamanya sesaat pertemuan dengan Sungai Kombo – Sungai Uter – Sungai Banjaran. Sumber air lainnya dipasok dari sebagian anak sungai besar ataupun kecil lainnnya yang menyuplai air ke area Kedung Ombo antara lain Sungai Tengah, Sungai Braholo, Sungai Tapen, Sungai Nglanji, & Sungai Sambas.
Obyek liburan ini memang benar – benarmenawan & pantas dirasakan anda bersama sama sahabat sepermainan, keluarga, atau rekan kerja. Suasananya menawan akan betul – betul membikin anda hening & menyegarkan kembali pikiran anda. Lihat saja gambar wilayah tersebut dapat anda cari di dunia maya. Semuanya tampak demikian itu hening & tentram membikin anda dapat merasakan wisata yang sebenarnya.
Sejarah Waduk Kedung Ombo Purwodadi
Kalau memperhatikan kembali sejarah Kedung Ombo Purwodadi Jateng ini, sesungguhnya pada mulanya lokasi ini diproyeksikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air & penampungan air untuk irigasi keperluan sawah sawah yang berada disekitarnya.Dibalik menawannya , terdapat ironi di dalamnya, lebih – lebih selama masa pembangunan. Menciptakan waduk buatan ini, terpaksa seharusnya mengorbankan sekitar 5.000 keluarga, sehingga mereka kehilangan tanah & rumahnya dampak pembangunan lokasi ini. Sempurna 37 desa di tiga kabupaten hal yang demikian seharusnya karam demi terwujudnya area seluas 6.576 hektar ini.
Oleh sebab itu, diketahui pula Kasus ini sebagai misteri Waduk Kedung Ombo Purwodadi Jawa Tengah imbas protes warga kepada pemerintah menggusur & memindahkan warga demi terwujudnya tempat bersejarah ini.
Kasus tragedi Waduk Kedung Ombo (WKO) mulanya berawal dari agenda pemerintah orde baru untuk mendirikan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang zonanya|wilayahnya meliputi komponen kawasan di tiga Kabupaten, yakni, Boyolali, Sragen, & Grobogan. WKO sedianya dibuat menahan 5 aliran sungai, di rancang mempunyai luas 6.576 hektar, terdiri dari kawasan perairan yang telah ada seluas 2.830 hektar & sisanya 3.746 hektar akan di bisa melewati “pembebasan” lahan pertanian masyarakat.
Program pembangunan WKO sebetulnya adalah komponen dari program pemerintahan orde baru dibawah Soeharto untuk “me-modernisasi” pembangunan perekonomian Indonesia di sector pertanian lewat|via|melewati pembangunan infrastruktur irigasi yang sesungguhnya|sebetulnya|hakekatnya juga tak diperlukan oleh masyarakat mengingat perairan telah ada sebelumnya dirasa sudah mencukupi keperluan irigasi petani.
Sehingga megaproyek perluasan & pembangunan bendungan tersebut dirasa cuma menjadi lahan berair korupsi & bagi-bagi proyek kroni – kroni Soeharto. Pendanaan mega proyek ini diambil dari hutang luar negeri senilai USD 156 juta dari World Bank, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, & APBN, di awali pada tahun 1985 hingga dengan tahun 1989.
Pembangunan waduk ini diwarnai dengan konfrontasi demikian seperti itu sengit dari penduduk setempat tanahnya tergusur proyek pembangunan bendungan, mereka bersikukuh tetap konsisten mempertahankan rumah & tanah mereka. Sampai beralasan berharap mempertahankan tanah leluhur ada juga merasa bahwa ganti rugi yang diberi pemerintah benar – benar tak sesuai.
Pada dasarnya mekanisme ganti rugi sudah di desain oleh World Bank senilai Rp.10.000/meter, akan tapi Menteri dalam negri Soeparjo Rustam mengungkapkan ganti rugi Rp 3.000/meter, meskipun terjadi dilapangan ialah pemaksaan terhadap warga mendapatkan ganti rugi Rp 250/meter. Disisi lain warga nekat bertahan mengalami terror di sponsori Negara berupa intimidasi & kekerasan secara fisik.
Fisik hasilnya pemerintah membuka bendungan sebagian sungai supaya rumah & tanah warga karam & tersapu air sehingga mereka berharap dipindahkan sebagai transmigran ke Sumatra. Gaya represif Negara & mekanisme ganti rugi yang penuh muslihat ini benar-benar sebuah pelecehan kepada kemanusiaan & keluar dari akal sehat.
Dalam kasus ini secara faktual Negara sudah menjalankan teror yang kongkret lewat represife state apparatus (sumber kekerasan fisik Negara: tentara, polisi, & aparat lainya) pada warga sipil tidak bersenjata. Berikut daftar teror yang terjadi di kawasan tersebut pada masa perselisihan berdasarkan keterangan penduduk desa-desa di sekitar kedung ombo mengakibatkan banyak kerugian secara fisik & tanpa fisik serta kerugian secara moril & materiil.
Teror Secara Fisik
- Penganiayaan pada warga memaksa menyetujui ganti rugi diberi.
- Kurungan baik di Lembaga Penahanan (LP) pemaksaan penerimaan ganti rugi.
Teror Moril
- Memakai ancaman & intimindasi untuk menerima persetujuan ganti rugi.
- Pemaksaan untuk penerimaan ganti rugi sudah diatur.
- Pemberian cap Partai Komunis Indonesia (PKI) pada para korban jika menolak ganti rugi.
- DIberikan ancaman kurungan & denda untuk para korban menolak ganti rugi.
- Pemblokiran areal proyek & pengisolasian tempat proyek bagi masyarakat menjadi korban atau relawan hendak memberi bantuan.
- Diberikan ancaman penghilangan hak atas tanah yang sudah dimiliki tanpa ganti rugi.
- Pemaksaan meninggalkan rumah dengan menaikan elevasi & debit air.
Kerugian bersifat material (harta benda)
- Ganti rugi tanah yang terkena proyek dengan Harga Rp 250/meter tak layak dengan dana pembebasan tanah dari World Bank Rp 10.000/meter.
- Pengahancuran sawah sedang ditanami tanaman produksi oleh warga.
- Hilangnya petilasan Nyi Ageng Serang (tempat situs sejarah pengorbanan Nyi Ageng Serang).
Musti menjadi praktek holistik & persepsi dalam memperhatikan dunia supaya momen anti – kemanusiaan seperti tragedi WKO tahun 1985, momen anti – Tionghoa tahun 1918 di karanggede, hingga dengan momen pembantaian Partai Komunis Indonesia (PKI) tanpa cara progres peradilan tahun 1966 di gunung botak & kota boyolali tak terulang lagi.
Kasus WKO haruslah menjadi bahan renungan bersama supaya kasus WKO di tahun 1985 benar – benar menjadi yang terakhir dari sekian momen anti – kemanusiaan pernah terjadi di boyolali. manusia mempunyai memiliki hak diadili dalam situasi nyawa menempel diraganya, sebab sebenarnya tak pernah ada manusia lebih manusiawi dari manusia lainya.
Sejarah Mistis Waduk Kedung Ombo
Tak berhenti sampai itu saja, cerita kita dengar berbagai macam dari sejarah mungkin akan semakin menjadi – jadi, ketika akses untuk ber-internet semakin mudah didapat, dicari & cepat. Bermacam – macam rumor akhirnya jadi topik obrolan masyarakat,mulai dari:- Terdapat rumor mengenai penunggu waduk
- Korban meninggal disebabkan “kerasukan”
Hal seperti itu memang ada & pasti akan terjadi di area sekitar kita, tetapi untuk kenyataannya hanya sejarah yang tahu cerita semuanya.
- Penyebab waduk jebol dengan sebab tak jelas
- Misteri “dunia lain” yang terdapat di waduk
- Cerita asal mula Waduk Kedung Ombo
Pembangunan
Pada tahun 1985 pemerintah merencanakan membangun waduk baru di Jawa Tengah untuk PLTA berkekuatan 22,5 Megawatt (MW) dan dapat menampung air untuk kebutuhan 70 Hektare sawah disekitarnya. Pembangunan Waduk Kedungombo ini dibiayai USD 156 juta dari Bank Dunia, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, dan APBN, dimulai tahun 1985 sampai dengan tahun 1989. Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989. Cangkupan genangan waduk ini mencapai 6.576 Hektar (Perairan 2.830 Hektar dan Lahan Daratan 3.746 Hektar) dengan menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan. Sebanyak 5.268 keluarga saat itu kehilangan tanahnya akibat pembangunan waduk ini. Waduk ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto, tanggal 18 Mei 1991. Peristiwa penolakan penggusuran dan pemindahan lokasi permukiman oleh warga karena tanahnya akan dijadikan Waduk Kedungombo karena kecilnya jumlah ganti rugi yang diberikan dikenal dengan Kasus Kedung Ombo.
Pemanfaatan
- Irigasi
- Dengan luas genangan ± 4.500 Ha serta volume tampungan air normal sebesar 723 Juta M3 , Waduk Kedungombo mampu mengairi lebih dari 60 ribu hektar lahan pertanian di wilayah Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara. Areal seluas itu dilayani dari tiga bendung pengambilan di sepanjang Kali Serangmasing-masing Bendung Sidorejo, Bendung Sedadi dan Bendung Klambu yang merupakan sungai yang dijadikan saluran untuk mengalirkan air Waduk Kedungombo sejak pertama tanggal 14 Januari 1989 sampai sekarang. Untuk kebutuhan air daerah irigasi yang dilayani dengan memperhitungkan pengaruh ketersediaan air pada sungai – sungai lain di hilir waduk dan diperhitungkan pula aliran lateral Daerah Tangkapan Air (DTA) di pintu – pintu pengatur dari Bendung tersebut.
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- Perikanan
- Pariwisata
- Mencegah Banjir
- Penampung Air
Tiket Masuk & Fasilitas Waduk Kedung Ombo Purwodadi
Untuk merasakan indahnya suasana & pemkalianngan Kedung Ombo, Kalian tak perlu takut akan menghabiskan uangn Kalian, sebab biaya dikeluarkan cukup murah. Cukup dengan membayar sebesar 5.000 rupiah per-orang, Kalian & keluarga sudah dapat merasakan indahnya Kedung Ombo & menikmati semua fasilitas yang ada.Untuk fasilitas di tempat wisata sendiri, ada warung, toilet umum, & tempat duduk dapat Kalian pakai untuk bersantai sambil menikmati keindahan alam diberikan salah satu terbesar di Pulau Jawa ini. Lain dari itu, masih ada juga fasilitas lainnya yakni gardu pkalianng. Gardu pkalianng tersebut memang disiapkan agar anda bisa menikmati indahnya Kedung Ombo dengan sempurna, utamanya untuk merasakan matahari terbenam terlihat seakan akan tenggelam di tengah lokasi indah ini.
Banyak kegiatan yang bisa Kalian kerjakan bersama teman & keluarga untuk menghabiskan waktu berwisata di Kedung Ombo. Disebabkan luasnya area satu itu, Kalian dapat merasakan keindahan pemkalianngan dari tengah – tengah. Untuk bisa sampai ke area tersebut, Kalian dapat sewa perahu disiapkan oleh warga lokal.
Tapi Kalian perlu berhati – hati, khususnya untuk yang tak dapat berenang, jangan sekali – kali Kalian coba untuk loncat dari perahu. Sebab sebetulnya area ini cukup dalam, & sudah banyak korban tenggelam di tempat tersebut sebab kurang berhati – hati. Oleh sebab itu, lebih baik Kalian menikmati keindahan ini dari tepi waduk saja.
Di bagian tepi waduk, Kalian dapat melakukan berbagai banyak aktivitas seperti memancing, bakar bakar ikan, atau hanya untuk merasakan keindahan spot tersebut sebagai pelepas penat anda. Lokasi ini pas sekali bagi Kalian untuk piknik & bersantai, lebih lagi dengan udaranya cukup sejuk & angin bertiup sepoi sepoi. Untuk anda mau sekedar jogging juga bisa, sebab di tepi lokasi ini, ada padang rerumputan dapat sekali dijadikan arena untuk Kalian yang mau bermain main.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar